
Murianews, Kudus – Standing sepeda motor saat ini seperti menjadi tren kembali. Banyak unggahan video menampilkan pengendara mengangkat roda depan sepeda motor dan mengandalkan roda belakang yang di aspal untuk bergerak ke depan.
Dari banyak unggahan di media sosial, aksi seperti ini ada yang berujung memalukan, kerusakan hingga menimbulkan korban meninggal dunia. Tidak semua orang bisa melakukan manuver tersebut, karena berbahaya.
Menurut Oke Desiyanto Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, tren ini tidak hanya menimbulkan kerugian untuk pengendara itu sendiri namun juga bisa merugikan orang lain. Sedapat mungkin aksi seperti ini tidak perlu dilakukan tanpa persiapan dan antisipasi yang benar-benar direncanakan.
Ketrampilan melakukan manuver standing ini membutuhkan penguasaan teknik pengoperasian motor, kontrol, Keseimbangan, latihan dan Pengalaman. Untuk menguasai hal – hal tersebut dan mensinergikan dalam waktu yang sama membutuhkan waktu latihan ratusan bahkan ribuan jam untuk menjadi mahir.
”Untuk melakukan kegiatan latihannya sendiri, ini sangat memerlukan akses atau tempat latihan yang aman. Resiko dan potensi bahaya selama berlatih adalah kehilangan keseimbangan dan kontrol,” ujar Oke Desiyanto.
Ini adalah bahaya utama yang selalu mengintai saat melakukan wheelie atau standing. Kehilangan keseimbangan dan kontrol dapat menyebabkan pengendara terjatuh dari motor.
Pengendara berisiko menabrak benda lain di sekitarnya, seperti kendaraan lain, tembok, atau rintangan lainnya. Motor yang terlepas dari pengendara dan tidak terkendali jadi sepenuhnya membahayakan.
Cidera serius bagian kepala adalah salah satu risiko terbesar saat terjatuh dari motor, terutama jika tidak menggunakan helm yang tepat. Cedera kepala dapat menyebabkan gegar otak, pendarahan otak, bahkan kematian.
“Fraktur tulang yang paling sering terkena adalah tulang kaki, tangan, dan tulang belakang. Cidera Organ Dalam terjadi akibat benturan keras pada dada atau perut. Cedera ini bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati. Serta kerusakan dan bahaya bagi orang lain,” jelasnya.
Wheelie dan standing adalah manuver bebas yang berbahaya dan tidak boleh dilakukan sembarangan. Potensi – potensi bahayanya sangat tinggi dan tidak boleh dilakukan di jalan raya umum. Manuver ini hanya boleh dilakukan di tempat yang aman dan khusus oleh pengendara yang berpengalaman dan memiliki keahlian yang mumpuni.
“Tren wheelie dan standing pilihan mengekspresikan diri melalui berkendara, namun jauh lebih penting untuk selalu memprioritaskan keselamatan diri sendiri dan orang lain saat dijalan. Pastikan untuk mempelajari teknik yang benar, berlatih di tempat yang aman, dan selalu menggunakan perlengkapan keselamatan”, tutup Oke Desiyanto.