Semakin tinggi beban motor, semakin besar arus listrik yang mengalir sehingga panas yang dihasilkan juga makin besar.
Meskipun motor listrik memiliki lebih sedikit bagian bergerak daripada motor konvensional, tetap ada gesekan mekanis pada bantalan dan bagian lain yang berputar. Bagian itu juga menyumbang panas, meskipun jumlahnya relatif kecil.
Selanjutnya, panas juga bisa dihasilkan dari Power Control Unit (PCU) yang mengatur aliran daya dari baterai ke motor. Di mana, panas ini dihasilkan dari proses konversi energi yang besar dari baterai.
Semakin tinggi energi yang dihasilkan maka semakin besar pula panas yang muncul. Komponen elektronik dalam PCU juga memiliki resistansi, yang menyebabkan hilangnya energi dalam bentuk panas saat arus mengalir.
Sistem itu bekerja secara proaktif untuk mencegah potensi kerugian dan bahaya serta mencegah kerusakan komponen serta meningkatkan umur pakai.
PCU yang digunakan motor listrik Honda akan secara otomatis mengatur level konsumsi energi agar bisa menurunkan suhu berdasarkan sensor panas yang diterima.
”Teknologi ini mencerminkan bagaimana motor listrik Honda memiliki kepintaran untuk mengendalikan bahaya meskipun pengendara tidak menyadarinya karena sangat pintarnya teknologi ini beradaptasi saat digunakan,” jelas Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto.
Murianews, Semarang – Selain menawarkan akselerasi instan, responsif, dan ramah lingkungan, motor listrik Honda juga dibekali teknologi keselamatan. Adanya fitur ini membuat bikers makin aman saat menunggangi motor listrik Honda.
Fitur keselamatan penting itu yakni sensor panas. Teknologi itu memungkinkan bikers dapat berkendara dengan nyaman.
Sebab, sensor itu secara otomatis akan mengendalikan keluaran daya yang ditimbulkan selama pemakaian.
Perlu dipahami, meski dikenal lebih efisien ketimbang motor konvensional, motor listrik tetap menghasilkan panas selama pengunaannya. Panas itu berasal dari beberapa sumber, dan penting untuk memahami bagaimana panas tersebut terbentuk.
Pertama berasal dari baterai lithium-ion yang digunakan pada motor listrik Honda. Baterai ini memiliki resistensi internal.
Saat arus listrik mengalir melalui baterai, resistansi ini menyebabkan hilangnya energi dalam bentuk panas. Semakin tinggi arus yang ditarik, misalnya saat berakselerasi atau melalui jalan menanjak, maka panas yang dihasilkan makin besar.
Pada saat proses pengisian dan pengosongan baterai juga melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan panas. Selain itu, suhu lingkungan yang tinggi juga dapat meningkatkan suhu baterai.
Kedua, kumparan tembaga dalam motor listrik juga memiliki resistensi. Saat arus mengalir melalui kumparan, resistansi ini menyebabkan hilangnya energi dalam bentuk panas.
Teknologi Kecerdasan untuk Keamanan Berkendara...
Semakin tinggi beban motor, semakin besar arus listrik yang mengalir sehingga panas yang dihasilkan juga makin besar.
Meskipun motor listrik memiliki lebih sedikit bagian bergerak daripada motor konvensional, tetap ada gesekan mekanis pada bantalan dan bagian lain yang berputar. Bagian itu juga menyumbang panas, meskipun jumlahnya relatif kecil.
Selanjutnya, panas juga bisa dihasilkan dari Power Control Unit (PCU) yang mengatur aliran daya dari baterai ke motor. Di mana, panas ini dihasilkan dari proses konversi energi yang besar dari baterai.
Semakin tinggi energi yang dihasilkan maka semakin besar pula panas yang muncul. Komponen elektronik dalam PCU juga memiliki resistansi, yang menyebabkan hilangnya energi dalam bentuk panas saat arus mengalir.
Namun, bikers tak perlu khawatir. Sebab, motor listrik Honda, baik Honda EM1 e:, Honda ICON e:, maupun Honda CUV e: memiliki kecerdasan untuk memastikan keamanan motor saat pemakaian.
Sistem itu bekerja secara proaktif untuk mencegah potensi kerugian dan bahaya serta mencegah kerusakan komponen serta meningkatkan umur pakai.
PCU yang digunakan motor listrik Honda akan secara otomatis mengatur level konsumsi energi agar bisa menurunkan suhu berdasarkan sensor panas yang diterima.
”Teknologi ini mencerminkan bagaimana motor listrik Honda memiliki kepintaran untuk mengendalikan bahaya meskipun pengendara tidak menyadarinya karena sangat pintarnya teknologi ini beradaptasi saat digunakan,” jelas Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto.
