Jika kita saat posisi diam dan tidak begitu jelas melihat objek di depan sejauh 50 meter (kurang lebih jarak 10-12 mobil), maka hujan sudah terlalu deras.
Jangan paksakan diri untuk terus berkendara. Ingat saat kita berkendara akan memiliki kecepatan, maka tubuh kita akan lebih banyak menerima derasnya air hujan dibanding saat kita berhenti atau tidak memiliki kecepatan.
Jika melihat banyak genangan air di jalan, apalagi genangan yang tidak terlihat kedalamannya atau dasarnya, ini adalah tanda bahaya. Aquaplaning bisa terjadi tanpa peringatan.
Jika suara hujan sangat kencang dan disertai angin kencang yang bisa menggeser motor kita, ini adalah tanda untuk segera mencari tempat berteduh yang aman.
Jika kita merasa motor Anda menjadi lebih sulit dikendalikan atau ban terasa "melayang", segera menepi. Ini bisa menjadi tanda awal aquaplaning.
Ketika hujan turun, nilai situasinya dengan kepala dingin. Jika tidak aman, carilah tempat berteduh yang aman untuk diri kita maupun motor. Hujan yang tampaknya tidak berbahaya bisa menjadi ancaman jika jalanan di depan Anda memiliki banyak lubang atau genangan air yang tidak terlihat.
Murianews, Semarang – Berkendara saat hujan memang cukup memberikan suasana yang tenang dan sejuk. Namun di balik itu, ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan para bikers.
Setidaknya ada dua hal yang wajib diketahui para bikers sebelum memutuskan untuk berkendara saat hujan turun. Yakni, visilibitas dan jalanan yang licin.
Mungkin ketika hujan turun dengan intensitas ringan, bikers masih bisa berkendara dengan baik. Namun, tidak ketika kondisinya berbeda, yakni hujan turun sangat lebat.
Visibilitas akan sangat berkurang. Bahkan, kaca helm yang dikenakan bisa menjadi sangat berembun dan blur.
Hujan sangat lebat yang turun juga akan mempengaruhi kontrol pada motor. Genangan air bisa menyebabkan aquaplaning, di mana ban kehilangan daya cengkram dengan permukaan jalan, seolah-olah sedang ”mengambang” di atas air.
Senior Instrutur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto mengingatkan, keselamatan berkendara adalah yang utama. Bila terjadi hujan lebat, ia mengimbau agar para bikers untuk lebih baik menepi dan menunggu ketimbang memaksakan diri berkendara dalam kondisi tak aman.
”Jangan jadikan diri kita korban dari kondisi alam yang tidak bisa kita kontrol,” tegasnya.
Oke mengingatkan beberapa hal yang harus diperiksa dulu sebelum memutuskan berkendara saat hujan deras maupun hujan ringan.
Berikut daftarnya...
Cek Visibilitas
Jika kita saat posisi diam dan tidak begitu jelas melihat objek di depan sejauh 50 meter (kurang lebih jarak 10-12 mobil), maka hujan sudah terlalu deras.
Jangan paksakan diri untuk terus berkendara. Ingat saat kita berkendara akan memiliki kecepatan, maka tubuh kita akan lebih banyak menerima derasnya air hujan dibanding saat kita berhenti atau tidak memiliki kecepatan.
Perhatikan Genangan Air
Jika melihat banyak genangan air di jalan, apalagi genangan yang tidak terlihat kedalamannya atau dasarnya, ini adalah tanda bahaya. Aquaplaning bisa terjadi tanpa peringatan.
Dengarkan Hujan dan Angin
Jika suara hujan sangat kencang dan disertai angin kencang yang bisa menggeser motor kita, ini adalah tanda untuk segera mencari tempat berteduh yang aman.
Rasakan Kontrol Motor
Jika kita merasa motor Anda menjadi lebih sulit dikendalikan atau ban terasa "melayang", segera menepi. Ini bisa menjadi tanda awal aquaplaning.
Ketika hujan turun, nilai situasinya dengan kepala dingin. Jika tidak aman, carilah tempat berteduh yang aman untuk diri kita maupun motor. Hujan yang tampaknya tidak berbahaya bisa menjadi ancaman jika jalanan di depan Anda memiliki banyak lubang atau genangan air yang tidak terlihat.
