Bahkan belakangan, tren lama kembali mencuat setelah gencar penindakan knalpot brong. Yakni dengan mengubah knalpot standar menjadi memiliki suara keras.
Bukannya keren atau gaul, mengubah knalpot motor menjadi tak sesuai standar justru mengundang mara bahaya. Itu diungkapkan Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025).
Di mana, mereka yang mengubah knalpot kendaraannya dengan suara keras, menciptakan sensasi yang meningkat secara subjektif. Suara kencang itu memunculkan ilusi motor yang ditungganginya berkecepatan lebih tinggi.
Padahal, kecepatan sebenarnya tak terlalu berbeda. Hal itu yang kemudian mendorong pengendara merasa lebih percaya diri dan cenderung memacu kendaraannya lebih kencang dari biasanya.
Sebab, itu dapat memuaskan kebutuhan sebagian pengendara untuk diperhatikan atau menunjukkan eksistensi mereka. Dorongan ini dapat memicu perilaku berkendara yang lebih agresif, seperti menyalip secara sembarangan atau melakukan manuver yang berisiko
Murianews, Semarang – Tren mengubah knalpot motor jadi yang tak sesuai standar masih kerap dijumpai. Salah satunya mengubah motor dengan menggunakan knalpot racing atau knalpot brong.
Bahkan belakangan, tren lama kembali mencuat setelah gencar penindakan knalpot brong. Yakni dengan mengubah knalpot standar menjadi memiliki suara keras.
Bukannya keren atau gaul, mengubah knalpot motor menjadi tak sesuai standar justru mengundang mara bahaya. Itu diungkapkan Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025).
Oke mengatakan, penggunaan knalpot bising ini dapat mempengaruhi gaya atau karakter berkendara seseorang. Bahkan, hal yang mempengaruhi bersifat kompleks dan melibatkan sejumlah factor seperti psikologis dan sosial.
Di mana, mereka yang mengubah knalpot kendaraannya dengan suara keras, menciptakan sensasi yang meningkat secara subjektif. Suara kencang itu memunculkan ilusi motor yang ditungganginya berkecepatan lebih tinggi.
Padahal, kecepatan sebenarnya tak terlalu berbeda. Hal itu yang kemudian mendorong pengendara merasa lebih percaya diri dan cenderung memacu kendaraannya lebih kencang dari biasanya.
Kemudian, mereka yang mengubah knalpot kendaraannya menjadi keras, otomatis menarik perhatian orang di sekitar. Secara tidak langsung, mereka juga ingin mendapatkan perhatian dari sekitar.
Sebab, itu dapat memuaskan kebutuhan sebagian pengendara untuk diperhatikan atau menunjukkan eksistensi mereka. Dorongan ini dapat memicu perilaku berkendara yang lebih agresif, seperti menyalip secara sembarangan atau melakukan manuver yang berisiko
Meningkatkan Emosi....
Efek yang ditimbulkan dari suara keras knalpot yaitu suara bising dapat memicu pelepasan adrenalin dan meningkatkan emosi. Pengendara menjadi lebih mudah terpancing emosi dan cenderung mengambil risiko yang lebih besar.
Pengguna jalan lain juga merasakan efek yang sama. Suara knalpot bising jelas mengganggu konsentrasi dan fokus pengendara, terutama dalam kondisi lalu lintas yang padat atau kompleks.
Eko mengatakan, sebagian kelompok tertentu, penggunaan knalpot brong atau knalpot bising mungkin dianggap wajar.
Sebab, itu dapat menciptakan tekanan bagi individu untuk mengikuti tren meski mereka mungkin tak sepenuhnya nyaman.
Sebagian kecil ada pengendara yang menggunakan knalpot tersebut hanya untuk alasan estetika atau modifikasi, dan tetap berkendara dengan sopan, aman dan bertanggung jawab.
”Penggunaan knalpot bersuara keras sangat mempengaruhi gaya atau karakter berkendara terbukti secara faktor psikologis dan sosial. Perilaku berkendara jadi lebih agresif, berisiko, dan kurang memperhatikan keselamatan. Pentingnya untuk menyadari dampak dominan negatif ini dan memilih untuk tetap prioritas keselamatan dalam berkendara,” jelas Oke Desiyanto.