Jaga Jarak Aman Berkendara Pakai Rumus 3-4 Detik, Apa Itu?

Zulkifli Fahmi
Kamis, 27 Juni 2024 17:03:00

Murianews, Semarang – Menjaga jarak aman berkendara menjadi menu wajib bagi pengguna kendaraan bermotor saat melakukan aktivitas di jalan raya.
Dengan menjaga jarak, pengendara dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan yang fatal. Salah satunya menggunakan rumus 3-4 detik yang menjadi panduan sederhana bagi pengendara.
Rumus ini diklaim terbukti memberikan waktu yang cukup untuk pengendara bereaksi dan menghindar atau mencegah diri dari tabrakan. Apa itu rumus 3-4 detik?
Rumus 3-4 detik ini merupakan perhitungan kemampuan reaksi manusia dalam beraksi saat melihat kondisi atau kemungkinan yang terjadi. Penerapannya berguna untuk menjaga jarak antarkendaraan dan ruanng menghindar terjadinya tubrukan.
Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng mengatakan, waktu reaksi manusia menangkap sebuah kemungkinan sangatlah bervariasi.
Rata-rata, mereka membutuhkan sekitar 1 sampai 2 detik untuk menyadari bahaya, dan 1 detik untuk melakukan pengereman hingga berhenti.
’’Rumus 3-4 detik memberikan waktu buffer tambahan untuk memastikan pengemudi memiliki waktu yang cukup untuk bereaksi, bahkan dalam kondisi yang tidak ideal,’’ jelas Oke.
Untuk diketahui, kala pengendara melihat pertama kali ada bahaya di depan, adalah sebagai stimulus awal yang diterima Indera penglihatan yang kemudian dikirim ke otak atau sensorik.
Dari sini, otak kemudian menafsirkan informasi dan memahaminya. Kondisi ini, melibatkan proses pengenalan pola dan identifikasi objek atau persepsi.
Setelah proses itu terjadi, otak kemudian memberikan keputusan, tindakan apa yang harus diambil. Otak kemudian merencanakan gerakan motorik yang diperlukan.
Ini melibatkan proses seperti koordinasi dan pengaturan waktu atau motorik. Terakhir, otak mengirimkan sinyal ke otot untuk melakukan gerakan yang direncanakan atau eksekusi motorik, yakni mengerem atau menghindar.
Namun, waktu yang dibutuhkan pengendara untuk bereaksi pada bahaya itu tergatung beberapa faktor, seperti usia, tingkat kebugaran, pengalaman, atau kesadaran.
Waktu reaksi itu juga tak sama dengan waktu pengambilan keputusan. Waktu pengambilan keputusan bisa lebih lama daripada reaksi, karena kelibatkan kognifit yang kompleks.
Nah, tindakan yang paling kerap dilakukan pengendara untuk menghindari tabrakan atau kecelakaan adalah mengerem. Waktu pengereman yang dibutuhkan setiap pengendara hingga benar-benar berhenti tentunya berbeda-beda.
Untuk itulah dibutuhkan jarak aman berkendara, agar pengendara memiliki ruang dan waktu yang cukup untuk mengerem. Namun, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi waktu pengereman.
Selain jarak, juga kondisi motor, total berat motor dengan pengendara dan penumpang, kondisi permukaan yang dilintasi, ketrampilan mengemudi, faktor cuaca, dan usia pengendara.