
Murianews, Kudus – Mengendara motor sambil berboncengan sudah merupakan hal yang biasa dilihat sehari-hari. Namun, banyak pengendara yang belum memperhatikan keselamatan di jalan raya terkait urusan bonceng-membonceng ini.
Misalnya, ada yang berboncengan lebih dari satu orang dewasa. Hal ini, selain melanggar aturan lalu lintas juga berpotensi mengundang bahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Oleh sebab itu, bagi pengendara motor penting memiliki pengetahuan berkendara, termasuk saat berboncengan. Terutama lagi, ketika memboncengkan anak kecil, seperti ketika mengantarkan ke sekolah.
Melansir dari Federaloil, Senin (14/8/2023), orang tua perlu memahami cara yang aman saat membonceng si buah hati agar selamat selama perjalanan.
Untuk para orang tua yang sering menggunakan motor untuk antar jemput anak sekolah, sebaiknya perhatikan faktor keamanan dan keselamatan dalam berkendara. Soalnya, ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh orang tua saat membonceng anak, salah satunya dengan menempatkan anak di bagian depan.
Menurut M Abdillah Ibai, selaku Safety Riding Instructor, membonceng anak di depan terdapat potensi bahaya tersembunyi atas kondisi tersebut.
Adapun bahaya jika anak dibonceng di depan, berpotensi terbentur stang kemudi, terjepit, mendapatkan gangguan kesehatan, menutupi ruang lingkup pandangan pengemudi, mengganggu pengendalian, hingga salah komunikasi atau membaca informasi dari panel meter sepeda motor.
Berikut hal yang perlu diperhatikan saat berboncengan dengan si buah hati:
1. Perlengkapan berkendara
Meski masih anak-anak, orang tua wajib memberikan perlengkapan berkendara, karena pembonceng dan pengendara memiliki risiko yang sama. Sehingga, keduanya wajib menggunakan perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.
2. Posisi
Pastikan anak membonceng (dibonceng) di belakang dalam posisi lurus dengan tubuh pengendara dan rapat, sehingga anak dapat memegang tubuh pengendara lebih baik dan meningkatkan keseimbangan saat berkendara.
3. Anak siap dibonceng
Pastikan tangan anak sudah bisa memegang kuat pengendara. Pegangan yang kuat dapat mencegah keseimbangan anak terganggu ketika membonceng.
Bisa juga ditambahkan sabuk pembonceng sehingga keseimbangan dan posisi anak dapat lebih terjaga.
Lalu, kaki sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dan ingatkan anak kita untuk tidak memainkan kakinya ketika membonceng, untuk mencegah potensi tersenggol kendaraan lain.
4. Kontrol Kecepatan
Saat berkendara dengan anak, kita perlu mengontrol kecepatan berkendara. Hal ini ditujukan untuk mencegah anak terpental ke belakang atau berguncang saat membuka gas karena pegangan anak yang belum kuat, atau anak tidak siap terhadap pergerakan tiba-tiba sepeda motor.
Mencegah anak terlempar saat bermanuver/ menikung dengan kecepatan tinggi. Hal ini berpotensi terjadi karena kekuatan pegangan anak ke tubuh pengendara tidak akan sekuat orang dewasa.
Mencegah terjadinya pengereman yang kuat. Saat menggunakan kecepatan tinggi, kita berpotensi untuk melakukan pengereman kuat yang akhirnya memberikan rasa tidak nyaman kepada anak kita.
5. Atur waktu, rute, dan jarak
Anak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga mereka tidak bisa diperlakukan sama. Mengatur waktu keberangkatan seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari terik matahari akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka ketika berkendara.
Mengatur rute keberangkatan juga diperlukan sehingga kita terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat.
6. Konfirmasi
Kita harus sering melakukan konfirmasi terhadap anak, apakah dia haus, mengantuk, capek dan lainnya. Ketika sering melakukan konfirmasi, kita dapat menemukan masalah pada anak sedini mungkin, sehingga dapat mencegah terjadinya potensi bahaya.
Jangan lupa selalu berikan edukasi kepada anak, supaya peduli dengan keselamatan saat berkendara.