
Chukudu, sebagaimana dilansir dari situs designindaba.com, merupakan alat transportasi tradisional yang digunakan di wilayah pedesaan Kongo. Secara spesifik ini semacam sepeda yang terbuat dari kayu.
Sepeda kayu Chukudu sendiri lebih cocok disebut otoped. Sebab kendaraan beroda dua ini tidak memiliki pedal pengayuhnya. Si penunggang hanya bisa menggunakannya di posisi jalan menurun, selebihnya harus didorong.
Penggunaan sepeda Chukudu di Kongo, harus diakui memang merupakan sebuah ‘solusi’ dari masalah transportasi yang muncul karena kemiskinan yang terjadi. Masyarakat Kongo memeras ide untuk memecahkan masalah transportasi di tengah kemiskinan.
Chukudu, tidak memiliki mesin dan pengayuh seperti lazimnya sepeda. Namun bagi rakyat Kongo yang miskin, Chukudu menjadi sebuah alat transportasi penting, sekaligus lambang status sosial.
BACA JUGA: Ini Sejarah Sepeda listrik dan PerkembangannyaKendaraan ini biasanya terbuat dari kay eucalyptus untuk bagian rangkanya. Sedangkan rodanya dibuat dari kayu mumba dan dibalut karet dari ban bekas. Meski sepeda dan sepeda motor juga ada, namun Chukudu menjadi bagian penting dari kehidupan rakyat Kongo.Pada umumnya, sepeda kayu Chukudu yang digunakan di Kongo memiliki desain yang sederhana dan fungsional. Chukudu di Kongo digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk transportasi sehari-hari, mengangkut barang-barang, atau untuk aktivitas pertanian.Di daerah pedesaan di Kongo, sepeda kayu Chukudu juga digunakan oleh petani untuk membawa hasil panen mereka ke pasar atau untuk mengangkut air dan barang-barang lainnya. Penggunaan sepeda kayu Chukudu di Kongo adalah cermin dari kondisi ekonomi dan infrastruktur yang terbatas di beberapa wilayah.
Sepeda kayu Chukudu sendiri lebih cocok disebut otoped. Sebab kendaraan beroda dua ini tidak memiliki pedal pengayuhnya. Si penunggang hanya bisa menggunakannya di posisi jalan menurun, selebihnya harus didorong.
Penggunaan sepeda Chukudu di Kongo, harus diakui memang merupakan sebuah ‘solusi’ dari masalah transportasi yang muncul karena kemiskinan yang terjadi. Masyarakat Kongo memeras ide untuk memecahkan masalah transportasi di tengah kemiskinan.
Chukudu, tidak memiliki mesin dan pengayuh seperti lazimnya sepeda. Namun bagi rakyat Kongo yang miskin, Chukudu menjadi sebuah alat transportasi penting, sekaligus lambang status sosial.