Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto mengatakan, tingginya angka kecelakaan yang terjadi karena banyak bikers yang belum mengerti pentingnya safety riding.
Mereka banyak mengutamakan keegoisan berkendara hingga menimbulkan petaka bagi diri sendiri maupun pengendara lainnya.
Ia menilai, kecelakaan kerap kali disebabkan karena pengetahuan keselamatan berkendara tak diajarkan sejak kecil oleh orang tua maupun di sekolah tempat belajar.
Menurutnya, saat pertama kali orang tua mengajak anaknya berkendara menggunakan motor merupakan momen penting utnuk mengenalkan safety riding. Di sini, peran orang tua sangat krusial.
Ketika sejak kecil hanya dibonceng dan tak pernah diberitahu kenapa harus memakai helm, tak boleh berdiri di atas jog, serta menggunakan alat keselamatan lainnya, bisa menjadi awal penyebab masalah.
Sebab, anak butuh proses dan alasan sebenarnya agar hal itu dapat diingat dan tertanam hingga alam bawah sadarnya agar saat anak itu menjadi dewasa kelak, ia sudah terbiasa dengan cari aman berkendara.
Murianews, Semarang – Hingga semester kedua 2025, angka kecelakaan di Jawa Tengah masih banyak ditemui. PT Astra Motor Honda (AHM) pun terus menekankan pentingnya pengetahuan keselamatan berkendara atau safety riding sejak dini.
Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto mengatakan, tingginya angka kecelakaan yang terjadi karena banyak bikers yang belum mengerti pentingnya safety riding.
Mereka banyak mengutamakan keegoisan berkendara hingga menimbulkan petaka bagi diri sendiri maupun pengendara lainnya.
Ia menilai, kecelakaan kerap kali disebabkan karena pengetahuan keselamatan berkendara tak diajarkan sejak kecil oleh orang tua maupun di sekolah tempat belajar.
Menurutnya, saat pertama kali orang tua mengajak anaknya berkendara menggunakan motor merupakan momen penting utnuk mengenalkan safety riding. Di sini, peran orang tua sangat krusial.
Ketika sejak kecil hanya dibonceng dan tak pernah diberitahu kenapa harus memakai helm, tak boleh berdiri di atas jog, serta menggunakan alat keselamatan lainnya, bisa menjadi awal penyebab masalah.
Sebab, anak butuh proses dan alasan sebenarnya agar hal itu dapat diingat dan tertanam hingga alam bawah sadarnya agar saat anak itu menjadi dewasa kelak, ia sudah terbiasa dengan cari aman berkendara.
Bila Tak Diajarkan...
Begini jadinya kalau anak tidak diajarkan safety riding sejak usia dini:
- Kurangnya Pemahaman Resiko
Anak yang tidak diajarkan pentingnya aturan lalu lintas atau penggunaan safety gear atau hal dasar lain sebelum berkendara akan menjadi minim pemahaman resiko sehingga kecepatan dianggap sebagai adrenalin rush yang harus dilakukan supaya terlihat keren.
Faktanya, kecepatan bisa berujung pada petaka atau bahkan kematian diri sendiri atau pengguna jalan lain.
- Keterampilan Berkendara yang Tidak Lengkap
Keterampilan berkendara bukan hanya bagaimana cara menggunakan gas, rem, sein, dan bel pada motor tetapi lebih dari itu setiap komponen pada motor memiliki fungsi pentingnya masing-masing.
Selain itu teknik saat menikung, bagaimana melakukan pengereman yang benar, juga prediksi bahaya termasuk dalam keterampilan berkendara yang harus dimengerti oleh anak sebelum mereka berkendara bebas di jalanan.
- Mentalitas
Dengan tidak menasehati anak tentang etika saat berada di jalan, maka orang tua bisa memacu mentalitas “egois berkendara” dalam diri anak. Anak perlu diajari tentang kesabaran, bagaimana menghormati pengguna jalan lain, dan tidak mengabaikan aturan yang ada saat berlalu lintas.
“Membekali diri kita dan anak-anak dengan pengetahuan keselamatan berkendara sejak dini itu sama pentingnya dengan mengajarkan mereka membaca, menulis, atau berhitung. Ini bukan cuma soal gimana mereka bisa naik motor, tapi bagaimana mereka bisa pulang ke rumah dengan selamat,” tutupnya.